Pertanyaan ini
mungkin termasuk satu dari banyak pertanyaan yang menyebabkan salah satu dari
perdebatan terbesar di dunia. Bagaimana tidak? Seandainya saja ada yang bisa
membuktikan bahwa menjadi lesbian / gay itu 100% genetik, pasti seluruh
institusi agama akan tercoreng kredibilitas dan kehormatan dari para
pemeluknya.
Jadi, sebenarnya apa jawabannya?
Jadi, sebenarnya apa jawabannya?
Jawaban yang
dianggap benar oleh paling banyak peneliti diluar sana adalah kedua-duanya /
multifaktorial. Namun belum ada yang bisa menghitung secara pasti berapa
proporsi salah satu penyebabnya, apakah faktor genetik yang lebih berpengaruh
atau malah faktor lingkungan? Menjadi seorang gay karena faktor lingkungan
adalah hal yang sudah sangat sering dibahas dan dibicarakan seumur hidup kita
sebagai seorang lesbian / gay. Kurang figur Ayah lah, terlalu banyak main
dengan perempuan lah dsb – dsbnya. Jadi, kali ini saya mau membahas dari sisi
faktor genetiknya saja.
Hasil penelitian
genetika tentang gay yang sudah dilaporkan sudah cukup banyak, namun belum ada
hasil penelitan yang berhubungan langsung. Seluruhnya masih berhubungan tidak
langsung. Disini saya akan coba paparkan 3 hasil penelitiannya :
1. Kembar Identik.
Di dunia ini, dua mahkluk hidup yang mempunyai kesamaan sifat paling banyak
adalah sepasang kembar identik. Karena kesamaan sifat terbanyak inilah banyak
sekali pasangan kembar identik yang menjadi sumber penelitian ilmiah. Awalnya,
para ilmuan menyimpulkan bahwa kesamaan sifat yang paling banyak terjadi antara
pasangan kembar identik adalah kidal
(tangan kiri yang lebih aktif dari tangan kanan). Tapi setelah para ilmuan
tersebut mencoba untuk menguji orientasi seksualnya, ternyata kesamaan
orientasi seksual antara sepasang kembar identik jauh lebih tinggi
kemungkinannya daripada kidal. Maksudnya, kalau ada satu dari sepasang kembar
identik yang straight, maka hampir pasti pasangan kembar identik-nya juga
straight, begitu juga dengan lesbian / gay. Hal tersebut sangat membuktikan
bahwa menjadi seorang lesbian / gay sangat erat hubungannya dengan faktor
genetika.
2. Bayi Laki2 dalam Kandungan Ibu
Menurut kalian, didunia ini, persentase mana yang lebih besar? Gay atau
lesbian? Kebanyakan dari kalian mungkin menebak bahwa persentase gay lebih
banyak daripada persentase lesbian. Tebakan kalian sudah benar, tapi kenapa
bisa seperti itu? Jawabannya ada hubungannya dengan proses bayi yang dikandung
oleh seorang Ibu. Ketika seorang Ibu mengandung bayi laki laki, tubuh Ibu akan
mengalami ketidakseimbangan hormon karena ada hormon dari jenis kelamin yang
berbeda dalam tubuh seorang Ibu yang mengandung. Untuk menyeimbangkan hal
tersebut, kandungan Ibu secara otomatis memberikan hormon kewanitaan / hormon progesteron
& estrogen ke dalam kandungan bayi laki laki. Hormon yang diberikan ini
akan menjadi semakin banyak seiringan dengan banyaknya bayi laki2 yang
dikandung & dilahirkan. Jadi, seorang adik laki laki sudah pasti lebih
feminim daripada kakak laki-lakinya, walaupun lebih feminim belum tentu lebih
besar kemungkinan untuk menjadi gay.
3. 70 % Species selain Manusia
Fakta
yang ketiga adalah ditemukannya gay pada 70% species selain manusia, termasuk
mamalia & serangga. Kalau misalnya bukan karena faktor genetika, masa
mamalia jadi gay gara-gara Bapak-nya jarang pulang atau karena Ibu-nya terlalu
dominan J
Ngomong ngomong,
seluruh fakta ini bisa kamu temukan dengan mudahnya di wikipedia, atau kalau
kamu malas baca bisa kamu tonton di youtube
Walaupun banyak
faktor genetika yang sudah berhasil dibuktikan oleh para ilmuwan, kita juga ga
bisa meng-eliminasi pengaruh faktor lingkungan dalam gay. Oleh karena itu
menjadi seorang gay itu masih dapat dikatakan sebagai sesuatu yang
multifaktorial.
Intinya, genetik
atau lingkungan, tidaklah menjadi masalah ketika seorang gay sudah bisa
menerima dirinya secara penuh. Hanya saja, ketika kita mengetahui bahwa
sebenarnya banyak faktor genetika yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi
gay, kita bisa jadi lebih menerima kondisi diri kita sendiri dan tidak
menyalah2kan sejarah hidup / lingkungan kita. Dengan begitu kita bisa hidup
menjadi gay yang lebih baik lagi.
Cheers
No comments:
Post a Comment